Hari ini aku terbangun dengan setumpuk beban dipundakku..
Secangkir cappucino mungkin membuatku sedikit lebih baik..
Semua kisah tentang ceritaku yang tak terungkap masih tersimpan disaku celanaku..
Aku selalu membawanya dan tak pernah ku biarkan orang lain tau..
Duduk didekat jendela dan menikmati hangatnya secangkir cappucino..
Memandangi semua tragedi yang ada, aku terbiasa duduk dan bercerita sendiri..
Sebagian orang menganggap itu kebiasaan aneh, tapi tidak bagiku..
Bercerita pada diri sendiri itu sangat menyenangkan..
Tak ada yang mengerti dan paham dengan ceritaku..
Lebih baik aku diam..
Bercerita pada mereka hanya akan mendapatkan cerca..
Semua ini membuatku muak..
Aku ingin protes pada mereka yang membiarkanku sakit..
Aku ingin marah pada mereka yang membiarkanku jatuh tanpa pernah mencoba membantuku berdiri..
Dijendela ini ritual pagiku dimulai..
Jendela ini adalah saksi kisahku, kisah mereka, dan kisah semua orang yang pernah melintas..
Jendela dan secangkir cappucino..
Diam dan ketenangan adalah hal yang harus beriringan..
Diam adalah cara menganalisa sesuatu yang tak berhak orang lain tau dan,
Ketenangan adalah cara bijak dalam mengatasi masalah..
Secangkir Cappucino dan Jendela..
Kembali Menjadi Diriku Lagi
Akhir-akhir ini aku merasa ada sebagian
kecil dari diriku yang telah hilang. Rasanya baru kemarin aku bisa
terbebas dari rasa takut akan kesendirian, aku terbiasa melakukan banyak
hal seorang diri tanpa dia
atau siapapun yang mampu membuatku merasa asing. Harusnya sejak awal
tetap seperti ini, bukankah aku selalu terbiasa menjadi diriku sendiri
seperti tiga atau dua tahun yang lalu aku bisa melewati banyak hal tanpa
bantuan makhluk bumi manapun? Ini sungguh aneh, aku yang dulu terbiasa
dengan kesendirianku justru sejak mengenal kamu aku jadi
seberantakan ini.
Aku bahkan menghabiskan waktu berhari-hari untuk berusaha kembali menjadi diriku lagi. Dimana aku yang dulu mampu berjalan meskipun saat itu aku tengah sekarat? Aku berjalan meniti sehelai tali diatas jurang tanpa harus terjatuh lalu terluka parah, sekarat, atau bahkan bisa membuatku berhenti bernafas. Lihatlah aku, terlalu bodoh untuk percaya cinta yang katanya bisa membuatku jauh lebih baik.
Cinta hanyalah serpihan kaca dsepanjang jalan dengan penghujung mendapatkan berlian, ketika kamu mencoba sekali saja berjalan diatasnya kamu takkan bisa bayangkan perihnya, mencoba untuk terus berjalan meskipun tau itu akan membuatmu terluka. Itu bukan hal tolol bagiku, hanya orang-orang hebatlah yang mampu tetap berjalan meskipun tau ia akan terluka parah. Aku tak tau banyak mengenai perasaan, semua hal yang berhubungan dengan cinta.Cinta yang katanya bisa menyatukan dua hal yang berbeda menjadi sempurna itu tak pernah nyata di mataku dan dikehidupanku.
Aku menulis ini dengan ketakutan baru dan rasa sakit yang belum tentu bisa kamu rasakan. Hari ini aku kembali menjadi diriku lagi tanpa kamu atau siapapun. Aku berusaha kembali menjadi diriku sendiri, ini tak mudah dan tak akan pernah mudah. Kamu tau ketika aku sudah terbiasa dengan kesendirian aku tak pernah sesedih dan sesakit ini. Jangan membuatku betah berlama-lama menjadi seorang yang terbiasa akan keramaian karena itu bukan tempatku, bukan duniaku. Kalau boleh jujur aku merasa sangat kehilangan mereka, aku kehilangan diriku sendiri. Ajarkan aku caranya menjadi diriku lagi, sungguh aku tak begitu betah dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku sudah terbiasa dengan tangisanku dulu.
Bisakah sedikit saja kamu bayangkan rasanya jadi sepertiku, mencoba terbiasa dengan keadaan yang berubah total dengan cepat. Seandainya aku bisa belajar menjadi seperti kalian yang dengan mudahnya menghilang, lantas terbiasa tanpa kehadiranku. Ajarkan aku caranya agar tak menggunakan hati agar aku tak begitu sakit ketika merasa kehilangan.
Ajarkan aku menjadi diriku lagi, aku yang utuh, aku yang ku kenali, dan aku yang mampu melewati hari tanpa rasa takut akan kesendirian..
Aku bahkan menghabiskan waktu berhari-hari untuk berusaha kembali menjadi diriku lagi. Dimana aku yang dulu mampu berjalan meskipun saat itu aku tengah sekarat? Aku berjalan meniti sehelai tali diatas jurang tanpa harus terjatuh lalu terluka parah, sekarat, atau bahkan bisa membuatku berhenti bernafas. Lihatlah aku, terlalu bodoh untuk percaya cinta yang katanya bisa membuatku jauh lebih baik.
Cinta hanyalah serpihan kaca dsepanjang jalan dengan penghujung mendapatkan berlian, ketika kamu mencoba sekali saja berjalan diatasnya kamu takkan bisa bayangkan perihnya, mencoba untuk terus berjalan meskipun tau itu akan membuatmu terluka. Itu bukan hal tolol bagiku, hanya orang-orang hebatlah yang mampu tetap berjalan meskipun tau ia akan terluka parah. Aku tak tau banyak mengenai perasaan, semua hal yang berhubungan dengan cinta.Cinta yang katanya bisa menyatukan dua hal yang berbeda menjadi sempurna itu tak pernah nyata di mataku dan dikehidupanku.
Aku menulis ini dengan ketakutan baru dan rasa sakit yang belum tentu bisa kamu rasakan. Hari ini aku kembali menjadi diriku lagi tanpa kamu atau siapapun. Aku berusaha kembali menjadi diriku sendiri, ini tak mudah dan tak akan pernah mudah. Kamu tau ketika aku sudah terbiasa dengan kesendirian aku tak pernah sesedih dan sesakit ini. Jangan membuatku betah berlama-lama menjadi seorang yang terbiasa akan keramaian karena itu bukan tempatku, bukan duniaku. Kalau boleh jujur aku merasa sangat kehilangan mereka, aku kehilangan diriku sendiri. Ajarkan aku caranya menjadi diriku lagi, sungguh aku tak begitu betah dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku sudah terbiasa dengan tangisanku dulu.
Bisakah sedikit saja kamu bayangkan rasanya jadi sepertiku, mencoba terbiasa dengan keadaan yang berubah total dengan cepat. Seandainya aku bisa belajar menjadi seperti kalian yang dengan mudahnya menghilang, lantas terbiasa tanpa kehadiranku. Ajarkan aku caranya agar tak menggunakan hati agar aku tak begitu sakit ketika merasa kehilangan.
Ajarkan aku menjadi diriku lagi, aku yang utuh, aku yang ku kenali, dan aku yang mampu melewati hari tanpa rasa takut akan kesendirian..
Langganan:
Postingan (Atom)
Selasa, 29 April 2014
Secangkir Cappucino dan Jendela..
Hari ini aku terbangun dengan setumpuk beban dipundakku..
Secangkir cappucino mungkin membuatku sedikit lebih baik..
Semua kisah tentang ceritaku yang tak terungkap masih tersimpan disaku celanaku..
Aku selalu membawanya dan tak pernah ku biarkan orang lain tau..
Duduk didekat jendela dan menikmati hangatnya secangkir cappucino.. Memandangi semua tragedi yang ada, aku terbiasa duduk dan bercerita sendiri.. Sebagian orang menganggap itu kebiasaan aneh, tapi tidak bagiku.. Bercerita pada diri sendiri itu sangat menyenangkan..
Tak ada yang mengerti dan paham dengan ceritaku.. Lebih baik aku diam.. Bercerita pada mereka hanya akan mendapatkan cerca..
Semua ini membuatku muak.. Aku ingin protes pada mereka yang membiarkanku sakit.. Aku ingin marah pada mereka yang membiarkanku jatuh tanpa pernah mencoba membantuku berdiri..
Dijendela ini ritual pagiku dimulai.. Jendela ini adalah saksi kisahku, kisah mereka, dan kisah semua orang yang pernah melintas.. Jendela dan secangkir cappucino.. Diam dan ketenangan adalah hal yang harus beriringan.. Diam adalah cara menganalisa sesuatu yang tak berhak orang lain tau dan, Ketenangan adalah cara bijak dalam mengatasi masalah..
Secangkir Cappucino dan Jendela..
Duduk didekat jendela dan menikmati hangatnya secangkir cappucino.. Memandangi semua tragedi yang ada, aku terbiasa duduk dan bercerita sendiri.. Sebagian orang menganggap itu kebiasaan aneh, tapi tidak bagiku.. Bercerita pada diri sendiri itu sangat menyenangkan..
Tak ada yang mengerti dan paham dengan ceritaku.. Lebih baik aku diam.. Bercerita pada mereka hanya akan mendapatkan cerca..
Semua ini membuatku muak.. Aku ingin protes pada mereka yang membiarkanku sakit.. Aku ingin marah pada mereka yang membiarkanku jatuh tanpa pernah mencoba membantuku berdiri..
Dijendela ini ritual pagiku dimulai.. Jendela ini adalah saksi kisahku, kisah mereka, dan kisah semua orang yang pernah melintas.. Jendela dan secangkir cappucino.. Diam dan ketenangan adalah hal yang harus beriringan.. Diam adalah cara menganalisa sesuatu yang tak berhak orang lain tau dan, Ketenangan adalah cara bijak dalam mengatasi masalah..
Secangkir Cappucino dan Jendela..
Selasa, 01 April 2014
Kembali Menjadi Diriku Lagi
Akhir-akhir ini aku merasa ada sebagian
kecil dari diriku yang telah hilang. Rasanya baru kemarin aku bisa
terbebas dari rasa takut akan kesendirian, aku terbiasa melakukan banyak
hal seorang diri tanpa dia
atau siapapun yang mampu membuatku merasa asing. Harusnya sejak awal
tetap seperti ini, bukankah aku selalu terbiasa menjadi diriku sendiri
seperti tiga atau dua tahun yang lalu aku bisa melewati banyak hal tanpa
bantuan makhluk bumi manapun? Ini sungguh aneh, aku yang dulu terbiasa
dengan kesendirianku justru sejak mengenal kamu aku jadi
seberantakan ini.
Aku bahkan menghabiskan waktu berhari-hari untuk berusaha kembali menjadi diriku lagi. Dimana aku yang dulu mampu berjalan meskipun saat itu aku tengah sekarat? Aku berjalan meniti sehelai tali diatas jurang tanpa harus terjatuh lalu terluka parah, sekarat, atau bahkan bisa membuatku berhenti bernafas. Lihatlah aku, terlalu bodoh untuk percaya cinta yang katanya bisa membuatku jauh lebih baik.
Cinta hanyalah serpihan kaca dsepanjang jalan dengan penghujung mendapatkan berlian, ketika kamu mencoba sekali saja berjalan diatasnya kamu takkan bisa bayangkan perihnya, mencoba untuk terus berjalan meskipun tau itu akan membuatmu terluka. Itu bukan hal tolol bagiku, hanya orang-orang hebatlah yang mampu tetap berjalan meskipun tau ia akan terluka parah. Aku tak tau banyak mengenai perasaan, semua hal yang berhubungan dengan cinta.Cinta yang katanya bisa menyatukan dua hal yang berbeda menjadi sempurna itu tak pernah nyata di mataku dan dikehidupanku.
Aku menulis ini dengan ketakutan baru dan rasa sakit yang belum tentu bisa kamu rasakan. Hari ini aku kembali menjadi diriku lagi tanpa kamu atau siapapun. Aku berusaha kembali menjadi diriku sendiri, ini tak mudah dan tak akan pernah mudah. Kamu tau ketika aku sudah terbiasa dengan kesendirian aku tak pernah sesedih dan sesakit ini. Jangan membuatku betah berlama-lama menjadi seorang yang terbiasa akan keramaian karena itu bukan tempatku, bukan duniaku. Kalau boleh jujur aku merasa sangat kehilangan mereka, aku kehilangan diriku sendiri. Ajarkan aku caranya menjadi diriku lagi, sungguh aku tak begitu betah dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku sudah terbiasa dengan tangisanku dulu.
Bisakah sedikit saja kamu bayangkan rasanya jadi sepertiku, mencoba terbiasa dengan keadaan yang berubah total dengan cepat. Seandainya aku bisa belajar menjadi seperti kalian yang dengan mudahnya menghilang, lantas terbiasa tanpa kehadiranku. Ajarkan aku caranya agar tak menggunakan hati agar aku tak begitu sakit ketika merasa kehilangan.
Ajarkan aku menjadi diriku lagi, aku yang utuh, aku yang ku kenali, dan aku yang mampu melewati hari tanpa rasa takut akan kesendirian..
Aku bahkan menghabiskan waktu berhari-hari untuk berusaha kembali menjadi diriku lagi. Dimana aku yang dulu mampu berjalan meskipun saat itu aku tengah sekarat? Aku berjalan meniti sehelai tali diatas jurang tanpa harus terjatuh lalu terluka parah, sekarat, atau bahkan bisa membuatku berhenti bernafas. Lihatlah aku, terlalu bodoh untuk percaya cinta yang katanya bisa membuatku jauh lebih baik.
Cinta hanyalah serpihan kaca dsepanjang jalan dengan penghujung mendapatkan berlian, ketika kamu mencoba sekali saja berjalan diatasnya kamu takkan bisa bayangkan perihnya, mencoba untuk terus berjalan meskipun tau itu akan membuatmu terluka. Itu bukan hal tolol bagiku, hanya orang-orang hebatlah yang mampu tetap berjalan meskipun tau ia akan terluka parah. Aku tak tau banyak mengenai perasaan, semua hal yang berhubungan dengan cinta.Cinta yang katanya bisa menyatukan dua hal yang berbeda menjadi sempurna itu tak pernah nyata di mataku dan dikehidupanku.
Aku menulis ini dengan ketakutan baru dan rasa sakit yang belum tentu bisa kamu rasakan. Hari ini aku kembali menjadi diriku lagi tanpa kamu atau siapapun. Aku berusaha kembali menjadi diriku sendiri, ini tak mudah dan tak akan pernah mudah. Kamu tau ketika aku sudah terbiasa dengan kesendirian aku tak pernah sesedih dan sesakit ini. Jangan membuatku betah berlama-lama menjadi seorang yang terbiasa akan keramaian karena itu bukan tempatku, bukan duniaku. Kalau boleh jujur aku merasa sangat kehilangan mereka, aku kehilangan diriku sendiri. Ajarkan aku caranya menjadi diriku lagi, sungguh aku tak begitu betah dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku sudah terbiasa dengan tangisanku dulu.
Bisakah sedikit saja kamu bayangkan rasanya jadi sepertiku, mencoba terbiasa dengan keadaan yang berubah total dengan cepat. Seandainya aku bisa belajar menjadi seperti kalian yang dengan mudahnya menghilang, lantas terbiasa tanpa kehadiranku. Ajarkan aku caranya agar tak menggunakan hati agar aku tak begitu sakit ketika merasa kehilangan.
Ajarkan aku menjadi diriku lagi, aku yang utuh, aku yang ku kenali, dan aku yang mampu melewati hari tanpa rasa takut akan kesendirian..
Langganan:
Postingan (Atom)