Pertemuan dan Perpisahan

Diposting oleh Unknown di Minggu, Desember 29, 2013 0 komentar
Memang selalu ada perpisahan yang mengikuti setiap pertemuan, bukan? 
Pertemuan dan perpisahan seperti dua sisi mata uang koin, saling menyatu berpasangan dengan sifat yang saling bertolakbelakang sesuai dengan prinsip keseimbangan alam dalam ilmu eksak fisika. Pertemuan dan perpisahan sama juga seperti siang dan malam, untung dan rugi, senang dan sedih, hitam dan putih, gelap dan terang, air dan api, keras dan lembut, etc…Pertemuan dan perpisahan bisa juga dianalogikan dengan hulu dan akhir, setiap ada ujung selalu ada akhirnya, setiap tawa selalu terselip tangisan, setiap ada kesenangan selalu ada kedukaan dibelakangnya, setelah kesusahan akan selalu ada kesenangan dibaliknya…..Pertemuan dan perpisahan selalu memberikan rasa warna yang kontras, selalu ada kebahagian dan kesedihan yang mengiringi setiap perjalanannya. Pertemuan sering kali memberikan kebahagiaan, sedangkan perpisahan kerap kali meninggkalkan rasa sakit yang amat begitu dalam.
Segala sesuatu didunia ini tak pernah kekal, dan tuhan sudah menyiratkan dalam kitab suci. Tuhan sang creator sudah menyusun semua bab-bab scenario hidup. Tak ada yang serba kebetulan dalam hidup ini, semua sudah ada yang mengaturnya…TUHAN MAHA CINTA DAN MAHA SATU…..Begitu juga dengan pertemuan dan perpisahan, dan gue percaya sepenuhnya bahwa setiap pertemuan dan perpisahan selalu menyiratkan alasan tertentu dan pelajaran berharga untuk dipetik sebagai hikmah kedepannya. Tuhan emang selalu punya cara bagaimana pertemuan terjadi dan DIA juga selalu punya jalan bagaimana perpisahan itu juga akan terjadi. Gue yakin semua orang termasuk gue, elo dan semua mahluk hidup bernyawa di dunia ini pernah mengalami pertemuan dan perpisahan. Datang dan pergi semudah membalikkan telapan tangan. Seperti jelangkung datang tak diundang dan pulang tak diantar.

Pertemuan selalu diawali dengan ….bertemu disuatu tempat, saling mengenal, lalu kemudian berteman secara dekat berbagi suka tawa, duka airmata, marah, kecewa bahkan tak jarang membagi kebencian dan kedongkolan sesaat. Elo memiliki gue, membagi waktu untuk gue, gue memiliki elo, membagi waktu untuk loe, Kita saling memiliki dan berbagi. Saling menjaga satu sama lain, menjadi jalan untuk selalu bertahan dari gempuran dan proses hidup yang mendewasakan kita masing-masing. Menikmati jalanan terjal mengarungi hidup, menikmati hangatnya mentari, menghitung bintang di langit malam, mengukur jalanan lintas kota, melukis pelangi di setiap hujan airmata, manari puas di tengah rinai hujan, mengukir mimpi, impian dan cita-cita masa depan di batu keras dengan tujuan hidup yang berbeda. Tertawa geli bersama menyadari kekonyolan dan kegilaan sampe perut sakit dan mata berair haru, menghapus airmata kecewa, sakit hingga semua larut dalam duka. Semuanya menjadi tali pengikat dalam menjalin pertualangan dalam pertemanan hidup ini, teman.

Tak pernah ada yang tau sampai kapan pertemuan itu akan tetap berlangsung, hingga tiba-tiba waktunya untuk berpisah telah datang seperti malaikat menjemput nyawa. GUE, LOE END untuk sesaat… Gue Dan Elo memang sudah siap, dan kita sudah menyiapkannya dengan begitu lama, gue dan loe tau waktu itu sebentar lagi datang. Gue, elo dan kita terduduk dan saling bertukar pandang melalui mata hati, menikmati hari-hari yang tersisa sedikit untuk membagi rencana setelah perpisahan terjadi, menikmati rutinitas pagi dengan kopi dan sarapan di meja kerja yang sama yang tak lama lagi akan kita tinggalkan untuk menembus waktu panjang yang akan kita lalui sendiri. Hari ini, waktu itu telah datang untuk merentangkan sayap dan membawa terbang tinggi semua harapan, dan mengejar impian serta cita-cita ke depan hingga nanti pertemuan lainnya yang akan memanggil gue, loe dan kita kembali untuk sekedar menebus waktu yang hilang, menanyakan kabar dan hanyut dalam cerita masa lalu dan yang baru. Tak ada yang salah dengan perpisahan ini, begitu juga dengan pertemuan kita. Tak perlu kita berduka dengan perpisahan ini, teman. Biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata adalah lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…..Karena dia memang hadir untuk ini, untuk sebuah perpisahan… Gue, elo dan kita akan memahami arti sebuah perpisahan karena perpisahan mengajarkan kerinduan sama seperti pertemuan mengajarkan perkenalan antara elo, gue dan kita. Perpisahan merupakan gerbang untuk menuju pertemuan-pertemuan kita selanjutnya teman, walopun diawal perpisahan selalu menyiratkan kedukaan dan tangisan bulir-bulir airmata di sudut ujung mata…

SELAMAT BERJUANG LADIES!!!!.. MENYAMBUNG HIDUP KE DEPAN…KITA PASTI BISA DAN HARUS BISA …YAKINLAH KITA PASTI AKAN SUKSES…!!! HERE, THERE DAN ANYWHERE KEEP ROCKING LADIES!!!...

(Tulisan ini gue dedikasikan untuk diri gue sendiri, …rekan seprofesi, sahabat hidup dan teman mengukir mimpi….terimakasih atas persahabatan indah ini, terimakasih untuk semua dukungannya, terimakasih atas semua yang telah kita lalui bersama…..semoga persahabatan ini tetap akan terjalin sampai ajal menjemput kita. Amien…)

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran….(KAHLIL GIBRAN)

Pergilah Seperti Uap, Karena Kutau Kau Akan Kembali Sebagai Hujan

Diposting oleh Unknown di Senin, Desember 16, 2013 0 komentar
Mungkin satu-satunya cara membuatmu percaya, bahwa rumah inilah tempat dirimu sepenuhnya diterima, adalah dengan membiarkanmu melanglang hingga ke tepi dunia.

Juga hanya dengan melepasmu melahap semua pesona dan gairah, kau akhirnya tahu bahwa untukmu, akulah yang terindah.
Di puncak lelah, kau pun pulang ke rumah. Tapi aku tak merasa jadi penunggu tempat sampah. Justru ini bukti keberanianku menjajal kualitas dengan siapa saja yang bisa kau temukan di luar sana.
Dunia memang tempat yang panas, membuatmu mendidih, hilang menguap seperti dihisap awang-awang. Tapi biarlah kau pergi seperti uap, karena kutahu, langit tanpa batas akan membuatmu kesepian, dan kau pun pulang sebagai hujan. Kemudian aku menari di bawah curahmu, dengan kemarau rindu yang kering meretak. Tarianku lincah, liukanku indah, seperti pertama dulu, karena hujan selalu saja baru.
Kulepas kau mengikuti kembara rintik, merontokkan dirinya sendiri ke bumi, agar bisa mengenali samudera, menyegarkan dedaunan, membasahi pucuk ilalang.
Aku tak perlu merasa terhina menerima seorang yang kalah, karena itu berarti akulah pemenangnya. Lagi pula ini bukanlah pertarungan.
Ini karena kita lebih dekat dari pertalian darah, membentuk keesaan dan trinitas sekaligus: aku, kau, kita. Kita satu sama lain, seperti bulan memantul di arus air, yang sesungguhnya adalah sinar mentari yang satu.
Menerimamu pulang, dengan segala kehampaan dan noda yang melumurimu, adalah membiarkan jiwaku kembali utuh, menemukan bagiannya yang hilang. Membersihkan lumpur di wajahmu adalah menyelamatkan takdir kita, yang tak akan kubiarkan kalah hanya oleh noda, kemarahan, dendam, harga diri, apalagi cemoohan oranglain.
Kau sendiri terperangah, menatapku tengadah, hampir tak percaya ada cinta yang begitu indah, menyemburkan maaf yang melimpah ruah. Kemudian kau berlutut, terbata menyatakan penyesalan, perilaku khas orang yang kalah.
Aku tak marah. Sama sekali tidak. Agak cemas saja. Mudah-mudahan kau tak pernah tahu, sementara menunggumu pulang, entah dari langit mana, aku telah mandi hujan di mana-mana.  Kau sepertinya lupa, dari dulu aku memang paling suka menari di bawah hujan, tentu saja tanpa sehelaipun pakaian…
Sini gerimisku yang lucu, cepat basahi aku… Bukankah bagimu aku terlihat begitu kemarau?

The Romantic Maple . . .

Diposting oleh Unknown di Sabtu, Desember 14, 2013 0 komentar

Maple Tree . . .
Maple Leaf . . .
Maple, Momiji . . .

Sebuah tanaman dengan warna daun yang unik. Warna daun musim gugur. Cantik. Romantis. Paduan jingga dan merahnya mempesona. Ingin sekali berada diantara pohon maple. Berjalan menikmati pagi atau sore hari. Begitu romantis rasanya berada disana. Yaa suatu saat nanti aku akan berada disana. Berada di sebuah negara yang memiliki pohon maple. Aku ingin melihat saat daun-daun maple itu jatuh dari pohonnya. Pasti romantis dan indah. Aaaah sudah berapa kali aku mengungkapkan kata romantis disini. Tapi pasti memang itu yang dirasakan. Menurutku berada diantara pohon-pohon maple itu lebih romantis bila dibandingkan berada diantara pohon sakura. Entahlaah, mungkin karena warnanya. Warna jingga dan merah yang menakjubkan. Jujur saja aku lebh menyukai warna jingga dan merah daripada warna pink. Warna bunga sakura. Tapi aku yakin keduanya mempunyai sisi romantis tersendiri. Yaa. Aku yakin. Aku akan mengunjunginya suatu saat nanti. Sendiri atau berdua aku tak peduli. Tapi aku harap aku bisa mengunjunginya bersama orang yang aku sayangi. Pendamping hidupku kelak

Kembali membayangkan aku berada disana bersama dirinya. Berjalan bergandengan tangan. Hanya berdua saja. Yup. Just two of us. It will be romantic moment, and i'm waiting for this. Duduk di bangku taman, di bawah pohon maple. Sekali lagi, ini ROMANTIS!!



JAPAN.. Wait for me :)

Pulang

Diposting oleh Unknown di Minggu, Desember 01, 2013 0 komentar

Ketika dirimu sudah lama tak menginjakkan kaki di rumah
Ketika dirimu sudah lama tak melihat,
Bercengkrama bersama keluarga
Ketika kau telah merindukan gubuk derita

Akhirnya aku kembali pulang. Setelah 2-3 minggu berada di perantauan. Terdengar berlebihan memang, namun pada kenyataannya seperti itu. Mungkin aku termasuk orang yang mujur, yang beruntung dibandingkan dengan temanku yang lain. Mereka yang tak bisa pulang. Mereka yang harus menunggu libur panjang untuk dapat bertandang, kembali pulang ke kampung halaman.
Akhirnya juga aku bisa merasakan nikmatnya rumah. Nikmatnya tinggal bersama keluarga. Nikmatnya makanan yang disajikan. Nikmatnya kasur kapuk di kamar. Nikmatnya surga dunia. Yaa rumah = surga di dunia, menurutku.
Di penghujung bulan ini, aku pulang dan kembali merasakan rindu serta nikmatnya rumah. Tak begitu buruk sebagai penutup bulan. Pun Tidak istimewa namun cukup membahagiakan.
Bye November, thanks for everything...
dan untuk Desember.. Selamat datang..
*semoga bulan ini menjadi bulan yang istimewa yaa.. hamiiiin :)

Minggu, 29 Desember 2013

Pertemuan dan Perpisahan

Memang selalu ada perpisahan yang mengikuti setiap pertemuan, bukan? 
Pertemuan dan perpisahan seperti dua sisi mata uang koin, saling menyatu berpasangan dengan sifat yang saling bertolakbelakang sesuai dengan prinsip keseimbangan alam dalam ilmu eksak fisika. Pertemuan dan perpisahan sama juga seperti siang dan malam, untung dan rugi, senang dan sedih, hitam dan putih, gelap dan terang, air dan api, keras dan lembut, etc…Pertemuan dan perpisahan bisa juga dianalogikan dengan hulu dan akhir, setiap ada ujung selalu ada akhirnya, setiap tawa selalu terselip tangisan, setiap ada kesenangan selalu ada kedukaan dibelakangnya, setelah kesusahan akan selalu ada kesenangan dibaliknya…..Pertemuan dan perpisahan selalu memberikan rasa warna yang kontras, selalu ada kebahagian dan kesedihan yang mengiringi setiap perjalanannya. Pertemuan sering kali memberikan kebahagiaan, sedangkan perpisahan kerap kali meninggkalkan rasa sakit yang amat begitu dalam.
Segala sesuatu didunia ini tak pernah kekal, dan tuhan sudah menyiratkan dalam kitab suci. Tuhan sang creator sudah menyusun semua bab-bab scenario hidup. Tak ada yang serba kebetulan dalam hidup ini, semua sudah ada yang mengaturnya…TUHAN MAHA CINTA DAN MAHA SATU…..Begitu juga dengan pertemuan dan perpisahan, dan gue percaya sepenuhnya bahwa setiap pertemuan dan perpisahan selalu menyiratkan alasan tertentu dan pelajaran berharga untuk dipetik sebagai hikmah kedepannya. Tuhan emang selalu punya cara bagaimana pertemuan terjadi dan DIA juga selalu punya jalan bagaimana perpisahan itu juga akan terjadi. Gue yakin semua orang termasuk gue, elo dan semua mahluk hidup bernyawa di dunia ini pernah mengalami pertemuan dan perpisahan. Datang dan pergi semudah membalikkan telapan tangan. Seperti jelangkung datang tak diundang dan pulang tak diantar.

Pertemuan selalu diawali dengan ….bertemu disuatu tempat, saling mengenal, lalu kemudian berteman secara dekat berbagi suka tawa, duka airmata, marah, kecewa bahkan tak jarang membagi kebencian dan kedongkolan sesaat. Elo memiliki gue, membagi waktu untuk gue, gue memiliki elo, membagi waktu untuk loe, Kita saling memiliki dan berbagi. Saling menjaga satu sama lain, menjadi jalan untuk selalu bertahan dari gempuran dan proses hidup yang mendewasakan kita masing-masing. Menikmati jalanan terjal mengarungi hidup, menikmati hangatnya mentari, menghitung bintang di langit malam, mengukur jalanan lintas kota, melukis pelangi di setiap hujan airmata, manari puas di tengah rinai hujan, mengukir mimpi, impian dan cita-cita masa depan di batu keras dengan tujuan hidup yang berbeda. Tertawa geli bersama menyadari kekonyolan dan kegilaan sampe perut sakit dan mata berair haru, menghapus airmata kecewa, sakit hingga semua larut dalam duka. Semuanya menjadi tali pengikat dalam menjalin pertualangan dalam pertemanan hidup ini, teman.

Tak pernah ada yang tau sampai kapan pertemuan itu akan tetap berlangsung, hingga tiba-tiba waktunya untuk berpisah telah datang seperti malaikat menjemput nyawa. GUE, LOE END untuk sesaat… Gue Dan Elo memang sudah siap, dan kita sudah menyiapkannya dengan begitu lama, gue dan loe tau waktu itu sebentar lagi datang. Gue, elo dan kita terduduk dan saling bertukar pandang melalui mata hati, menikmati hari-hari yang tersisa sedikit untuk membagi rencana setelah perpisahan terjadi, menikmati rutinitas pagi dengan kopi dan sarapan di meja kerja yang sama yang tak lama lagi akan kita tinggalkan untuk menembus waktu panjang yang akan kita lalui sendiri. Hari ini, waktu itu telah datang untuk merentangkan sayap dan membawa terbang tinggi semua harapan, dan mengejar impian serta cita-cita ke depan hingga nanti pertemuan lainnya yang akan memanggil gue, loe dan kita kembali untuk sekedar menebus waktu yang hilang, menanyakan kabar dan hanyut dalam cerita masa lalu dan yang baru. Tak ada yang salah dengan perpisahan ini, begitu juga dengan pertemuan kita. Tak perlu kita berduka dengan perpisahan ini, teman. Biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata adalah lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…..Karena dia memang hadir untuk ini, untuk sebuah perpisahan… Gue, elo dan kita akan memahami arti sebuah perpisahan karena perpisahan mengajarkan kerinduan sama seperti pertemuan mengajarkan perkenalan antara elo, gue dan kita. Perpisahan merupakan gerbang untuk menuju pertemuan-pertemuan kita selanjutnya teman, walopun diawal perpisahan selalu menyiratkan kedukaan dan tangisan bulir-bulir airmata di sudut ujung mata…

SELAMAT BERJUANG LADIES!!!!.. MENYAMBUNG HIDUP KE DEPAN…KITA PASTI BISA DAN HARUS BISA …YAKINLAH KITA PASTI AKAN SUKSES…!!! HERE, THERE DAN ANYWHERE KEEP ROCKING LADIES!!!...

(Tulisan ini gue dedikasikan untuk diri gue sendiri, …rekan seprofesi, sahabat hidup dan teman mengukir mimpi….terimakasih atas persahabatan indah ini, terimakasih untuk semua dukungannya, terimakasih atas semua yang telah kita lalui bersama…..semoga persahabatan ini tetap akan terjalin sampai ajal menjemput kita. Amien…)

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran….(KAHLIL GIBRAN)

Senin, 16 Desember 2013

Pergilah Seperti Uap, Karena Kutau Kau Akan Kembali Sebagai Hujan

Mungkin satu-satunya cara membuatmu percaya, bahwa rumah inilah tempat dirimu sepenuhnya diterima, adalah dengan membiarkanmu melanglang hingga ke tepi dunia.

Juga hanya dengan melepasmu melahap semua pesona dan gairah, kau akhirnya tahu bahwa untukmu, akulah yang terindah.
Di puncak lelah, kau pun pulang ke rumah. Tapi aku tak merasa jadi penunggu tempat sampah. Justru ini bukti keberanianku menjajal kualitas dengan siapa saja yang bisa kau temukan di luar sana.
Dunia memang tempat yang panas, membuatmu mendidih, hilang menguap seperti dihisap awang-awang. Tapi biarlah kau pergi seperti uap, karena kutahu, langit tanpa batas akan membuatmu kesepian, dan kau pun pulang sebagai hujan. Kemudian aku menari di bawah curahmu, dengan kemarau rindu yang kering meretak. Tarianku lincah, liukanku indah, seperti pertama dulu, karena hujan selalu saja baru.
Kulepas kau mengikuti kembara rintik, merontokkan dirinya sendiri ke bumi, agar bisa mengenali samudera, menyegarkan dedaunan, membasahi pucuk ilalang.
Aku tak perlu merasa terhina menerima seorang yang kalah, karena itu berarti akulah pemenangnya. Lagi pula ini bukanlah pertarungan.
Ini karena kita lebih dekat dari pertalian darah, membentuk keesaan dan trinitas sekaligus: aku, kau, kita. Kita satu sama lain, seperti bulan memantul di arus air, yang sesungguhnya adalah sinar mentari yang satu.
Menerimamu pulang, dengan segala kehampaan dan noda yang melumurimu, adalah membiarkan jiwaku kembali utuh, menemukan bagiannya yang hilang. Membersihkan lumpur di wajahmu adalah menyelamatkan takdir kita, yang tak akan kubiarkan kalah hanya oleh noda, kemarahan, dendam, harga diri, apalagi cemoohan oranglain.
Kau sendiri terperangah, menatapku tengadah, hampir tak percaya ada cinta yang begitu indah, menyemburkan maaf yang melimpah ruah. Kemudian kau berlutut, terbata menyatakan penyesalan, perilaku khas orang yang kalah.
Aku tak marah. Sama sekali tidak. Agak cemas saja. Mudah-mudahan kau tak pernah tahu, sementara menunggumu pulang, entah dari langit mana, aku telah mandi hujan di mana-mana.  Kau sepertinya lupa, dari dulu aku memang paling suka menari di bawah hujan, tentu saja tanpa sehelaipun pakaian…
Sini gerimisku yang lucu, cepat basahi aku… Bukankah bagimu aku terlihat begitu kemarau?

Sabtu, 14 Desember 2013

The Romantic Maple . . .

Maple Tree . . .
Maple Leaf . . .
Maple, Momiji . . .

Sebuah tanaman dengan warna daun yang unik. Warna daun musim gugur. Cantik. Romantis. Paduan jingga dan merahnya mempesona. Ingin sekali berada diantara pohon maple. Berjalan menikmati pagi atau sore hari. Begitu romantis rasanya berada disana. Yaa suatu saat nanti aku akan berada disana. Berada di sebuah negara yang memiliki pohon maple. Aku ingin melihat saat daun-daun maple itu jatuh dari pohonnya. Pasti romantis dan indah. Aaaah sudah berapa kali aku mengungkapkan kata romantis disini. Tapi pasti memang itu yang dirasakan. Menurutku berada diantara pohon-pohon maple itu lebih romantis bila dibandingkan berada diantara pohon sakura. Entahlaah, mungkin karena warnanya. Warna jingga dan merah yang menakjubkan. Jujur saja aku lebh menyukai warna jingga dan merah daripada warna pink. Warna bunga sakura. Tapi aku yakin keduanya mempunyai sisi romantis tersendiri. Yaa. Aku yakin. Aku akan mengunjunginya suatu saat nanti. Sendiri atau berdua aku tak peduli. Tapi aku harap aku bisa mengunjunginya bersama orang yang aku sayangi. Pendamping hidupku kelak

Kembali membayangkan aku berada disana bersama dirinya. Berjalan bergandengan tangan. Hanya berdua saja. Yup. Just two of us. It will be romantic moment, and i'm waiting for this. Duduk di bangku taman, di bawah pohon maple. Sekali lagi, ini ROMANTIS!!



JAPAN.. Wait for me :)

Minggu, 01 Desember 2013

Pulang

Ketika dirimu sudah lama tak menginjakkan kaki di rumah
Ketika dirimu sudah lama tak melihat,
Bercengkrama bersama keluarga
Ketika kau telah merindukan gubuk derita

Akhirnya aku kembali pulang. Setelah 2-3 minggu berada di perantauan. Terdengar berlebihan memang, namun pada kenyataannya seperti itu. Mungkin aku termasuk orang yang mujur, yang beruntung dibandingkan dengan temanku yang lain. Mereka yang tak bisa pulang. Mereka yang harus menunggu libur panjang untuk dapat bertandang, kembali pulang ke kampung halaman.
Akhirnya juga aku bisa merasakan nikmatnya rumah. Nikmatnya tinggal bersama keluarga. Nikmatnya makanan yang disajikan. Nikmatnya kasur kapuk di kamar. Nikmatnya surga dunia. Yaa rumah = surga di dunia, menurutku.
Di penghujung bulan ini, aku pulang dan kembali merasakan rindu serta nikmatnya rumah. Tak begitu buruk sebagai penutup bulan. Pun Tidak istimewa namun cukup membahagiakan.
Bye November, thanks for everything...
dan untuk Desember.. Selamat datang..
*semoga bulan ini menjadi bulan yang istimewa yaa.. hamiiiin :)
 

♥ Diary Online ♥ Copyright 2011 My Sweet Blog kage Designed by Templates By Blogger Styles | Blogger Image by Tadpole's Notez