Sisa-sisa Kita

Diposting oleh Unknown di Rabu, Februari 26, 2014

Kita pernah berjalan bersama, begitu lama. Dalam berbagai rasa yang berbeda. Aku pernah memperjuangkanmu. Kamu pernah aku perjuangkan, berulang kali. Aku ingat, kita juga pernah tertawa bersama. Aku bahkan pernah memelukmu tiap kali kamu menangis.
Ketika langit mendung, aku pernah berlari mengejarmu. Sekedar membawakanmu payung. Lalu aku pulang kehujanan.
Aku pernah terjaga semalam suntuk untukmu. Waktu itu kamu demam.
Aku pernah membawakanmu setangkai mawar merah. Kamu sangat suka mawar merah. Waktu itu kamu menungguku dengan sepotong kue dan sekumpulan lilin yang sudah ditiup. Aku terlambat, tapi kamu tidak marah. Kamu malah memelukku yang basah kuyup didepan tamu undanganmu.
Malam kemarin, kamu datang padaku dengan setangkai mawar yang sudah layu, yang kuberi padamu di malam aku basah kuyup. Kamu bilang kamu jenuh padaku. Kamu mungkin hanya perlu waktu, pikirku.

Pagi tadi, aku melihatmu bergandengan tangan dengan seseorang yang jelas bukan aku. Dan aku tak pernah melihatmu tertawa selebar itu. Detik itu aku tahu, aku harus melepasmu.
Sore ini, lagi-lagi aku mengenangmu dan (tanpa) berharap kamu datang padaku.
(Menyadari) aku yang masih mencintaimu, meski melepasmu.
Ditemani secangkir kopi tanpa gula, setangkai mawar yang sudah layu, dan sisa-sisa kita.
..........

Oh iya juga sedikit sesak di dada...

0 komentar on "Sisa-sisa Kita "

Posting Komentar

Rabu, 26 Februari 2014

Sisa-sisa Kita

Kita pernah berjalan bersama, begitu lama. Dalam berbagai rasa yang berbeda. Aku pernah memperjuangkanmu. Kamu pernah aku perjuangkan, berulang kali. Aku ingat, kita juga pernah tertawa bersama. Aku bahkan pernah memelukmu tiap kali kamu menangis.
Ketika langit mendung, aku pernah berlari mengejarmu. Sekedar membawakanmu payung. Lalu aku pulang kehujanan.
Aku pernah terjaga semalam suntuk untukmu. Waktu itu kamu demam.
Aku pernah membawakanmu setangkai mawar merah. Kamu sangat suka mawar merah. Waktu itu kamu menungguku dengan sepotong kue dan sekumpulan lilin yang sudah ditiup. Aku terlambat, tapi kamu tidak marah. Kamu malah memelukku yang basah kuyup didepan tamu undanganmu.
Malam kemarin, kamu datang padaku dengan setangkai mawar yang sudah layu, yang kuberi padamu di malam aku basah kuyup. Kamu bilang kamu jenuh padaku. Kamu mungkin hanya perlu waktu, pikirku.

Pagi tadi, aku melihatmu bergandengan tangan dengan seseorang yang jelas bukan aku. Dan aku tak pernah melihatmu tertawa selebar itu. Detik itu aku tahu, aku harus melepasmu.
Sore ini, lagi-lagi aku mengenangmu dan (tanpa) berharap kamu datang padaku.
(Menyadari) aku yang masih mencintaimu, meski melepasmu.
Ditemani secangkir kopi tanpa gula, setangkai mawar yang sudah layu, dan sisa-sisa kita.
..........

Oh iya juga sedikit sesak di dada...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

♥ Diary Online ♥ Copyright 2011 My Sweet Blog kage Designed by Templates By Blogger Styles | Blogger Image by Tadpole's Notez