Entah Harus Kuberi Judul Seperti Apa

Diposting oleh Unknown di Sabtu, Maret 08, 2014

Ketika pertemuan demi pertemuan tak terjadi lagi, aku kembali dalam kondisi sedang “nakal-nakalnya” atau bisa dikatakan sedang “jatuh-jatuhnya”. Untuk apa aku mengatakan ini padamu ya? Tapi kamu tidak perlu khawatir. Cukup aku saja yang khawatir sendiri *nah?

Tapi jangan takut, jangan sedih. Pada akhirnya aku mengerti. Kita telah tiba dimasa dimana kita harus membiarkan aku berdiri sendiri. Belajar berjalan sendiri. Pada akhirnya aku yang harus mencari jalan dengan pelitaku sendiri. Dan kamu hanya perlu menunggu dengan tertawa-tawa mungkin, atau menangis, melihatku yang ternyata berjalan mundur. Semakin jauh dari yang seharusnya kutuju. Sudahlah, jangan memaksakan diri menyusul. Karena kita sama-sama mengerti peranmu bukan untuk itu lagi.

Jangan mengira tulisan ini akan panjang. Lagi pula apa yang bisa kuceritakan dari cerita yang tak lagi ada. Aku khawatir intensitas pertemuan mulai menggerus rasa. Aku sih tidak. Kamu?

Sudah ah, aku mengantuk. Segelas kopi yang kuhabiskan malam ini sepertinya mulai bekerja. Aku juga heran kenapa caffeine seringkali bereaksi terbalik dari yang seharusnya padaku.

Oh iya, seseorang yang sering mengganggumu dengan email-email absurdnya berkata padaku, caramu menyabotase titik koma surat-suratnya selama ini sangat manis. Meski kamu tak pernah membalasnya dengan elegant. Dia suka saat orang-orang berusaha mengerti tapi tak pernah bisa. Dia suka melihat orang-orang yang tidak ia kenal itu berasumsi dengan opini-opini yang mungkin tidak ia mengerti. Karena saat itu dia bisa bernapas lega, melihat kamu tidak pernah sepi dengan orang-orang yang selalu peduli padamu, selalu berusaha mengerti kamu. Dan dia juga bilang semoga kamu selalu menyadari terlalu banyak orang yang ingin kamu selalu bahagia. Sehingga, ketika air matamu harus jatuh kamu akan segera menghapusnya dan kembali ternyum ceria, seperti apa adanya kamu.

Tulisannya malah jadi panjang ya? Ah, kamuuu. Kenapa sih susah sekali berhenti menunjukkan cinta padamu?

Salam manis, 
Dari orang yang paling manis

0 komentar on "Entah Harus Kuberi Judul Seperti Apa"

Posting Komentar

Sabtu, 08 Maret 2014

Entah Harus Kuberi Judul Seperti Apa


Ketika pertemuan demi pertemuan tak terjadi lagi, aku kembali dalam kondisi sedang “nakal-nakalnya” atau bisa dikatakan sedang “jatuh-jatuhnya”. Untuk apa aku mengatakan ini padamu ya? Tapi kamu tidak perlu khawatir. Cukup aku saja yang khawatir sendiri *nah?

Tapi jangan takut, jangan sedih. Pada akhirnya aku mengerti. Kita telah tiba dimasa dimana kita harus membiarkan aku berdiri sendiri. Belajar berjalan sendiri. Pada akhirnya aku yang harus mencari jalan dengan pelitaku sendiri. Dan kamu hanya perlu menunggu dengan tertawa-tawa mungkin, atau menangis, melihatku yang ternyata berjalan mundur. Semakin jauh dari yang seharusnya kutuju. Sudahlah, jangan memaksakan diri menyusul. Karena kita sama-sama mengerti peranmu bukan untuk itu lagi.

Jangan mengira tulisan ini akan panjang. Lagi pula apa yang bisa kuceritakan dari cerita yang tak lagi ada. Aku khawatir intensitas pertemuan mulai menggerus rasa. Aku sih tidak. Kamu?

Sudah ah, aku mengantuk. Segelas kopi yang kuhabiskan malam ini sepertinya mulai bekerja. Aku juga heran kenapa caffeine seringkali bereaksi terbalik dari yang seharusnya padaku.

Oh iya, seseorang yang sering mengganggumu dengan email-email absurdnya berkata padaku, caramu menyabotase titik koma surat-suratnya selama ini sangat manis. Meski kamu tak pernah membalasnya dengan elegant. Dia suka saat orang-orang berusaha mengerti tapi tak pernah bisa. Dia suka melihat orang-orang yang tidak ia kenal itu berasumsi dengan opini-opini yang mungkin tidak ia mengerti. Karena saat itu dia bisa bernapas lega, melihat kamu tidak pernah sepi dengan orang-orang yang selalu peduli padamu, selalu berusaha mengerti kamu. Dan dia juga bilang semoga kamu selalu menyadari terlalu banyak orang yang ingin kamu selalu bahagia. Sehingga, ketika air matamu harus jatuh kamu akan segera menghapusnya dan kembali ternyum ceria, seperti apa adanya kamu.

Tulisannya malah jadi panjang ya? Ah, kamuuu. Kenapa sih susah sekali berhenti menunjukkan cinta padamu?

Salam manis, 
Dari orang yang paling manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

♥ Diary Online ♥ Copyright 2011 My Sweet Blog kage Designed by Templates By Blogger Styles | Blogger Image by Tadpole's Notez