Tuhan, hari ini tolong dengarkan aku. Sebentar saja.
Ya. Memang ini sudah berlangsung lebih dari 7 bulan, ya 7 bulan
Tuhan. Masih kurang jelas??? Baik akan aku perjelas, 210 hari tepatnya. Dan Kau
juga pasti sudah bisa menebak. Ya, perasaanku. Masih tetap sama.
Baiklaahh Tuhan, mungkin Kau juga lelah mendengarkannya. Tapi
tolong, aku pun tidak ingin berlarut – larut.
Aku sering bertanya padaMu apa sebenarnya arti dari rasa ikhlas.
Melupakan segalanya begitu?? Menganggap bahwa kemarin itu tidak pernah terjadi
apa – apa antara aku dan dia? Begitukah? Sedangkan Kau paham, semuanya tidak
sesingkat – semudah dan se-simple itu.
Kau tahu Tuhan??? Dia adalah orang yang datang dihidupku tidak
cukup cukup lama. Hanya 30 hari. Tapi tentu Kau tahu ada sesuatu yang sudah ia
lakukan kepadaku tapi aku tidak menyadarinya. Dia menyeretku terlalu dalam.
Menggandeng tanganku tanpa pernah sadar bahwa suatu saat genggaman itu pun akan
terlepas. Menggiringku dijalan yang sama dengannya tanpa aku sadari yang berada
ditepiku adalah jurang yang bisa saja aku jatuh ke dalamnya—dan itu terbukti.
Tuhan, kau lihat aku??? Aku melewati semuanya seolah semuanya baik
– baik saja.
Aku tetap berjalan tegak diatas luka yang ia toreh dan ia biarkan
begitu saja. Aku mungkin bisa menata kembali langkahku. Aku bisa menata hidupku
dari awal. Memulai segala hal yang baru. Tapi perasaanku tak lagi sama. Porak –
poranda, Kau pasti paham.
Uhm…aku…aku ingin semuanya kembali seperti awal. Seperti sebelum
dia datang. Aku tidak ingin menjadi perempuan pendendam. Aku tidak mau terus –
menerus dipenuhi oleh rasa amarah. Aku tidak ingin meluapkan amarah ini kepada
orang lain (lagi) hanya untuk memuaskan egoku. Aku ingin perasaanku menerima,
hatiku berkata ‘sudah cukup’ dan lalu aku bisa kembali menjadi diriku yang
dulu.
Tuhan, tolong bantu aku. Bantu untuk menggeser timbangan itu ke
titik nol lagi..
Sedikit Perbincangan dengan Tuhanku
Tuhan, hari ini tolong dengarkan aku. Sebentar saja.
Ya. Memang ini sudah berlangsung lebih dari 7 bulan, ya 7 bulan
Tuhan. Masih kurang jelas??? Baik akan aku perjelas, 210 hari tepatnya. Dan Kau
juga pasti sudah bisa menebak. Ya, perasaanku. Masih tetap sama.
Baiklaahh Tuhan, mungkin Kau juga lelah mendengarkannya. Tapi
tolong, aku pun tidak ingin berlarut – larut.
Aku sering bertanya padaMu apa sebenarnya arti dari rasa ikhlas.
Melupakan segalanya begitu?? Menganggap bahwa kemarin itu tidak pernah terjadi
apa – apa antara aku dan dia? Begitukah? Sedangkan Kau paham, semuanya tidak
sesingkat – semudah dan se-simple itu.
Kau tahu Tuhan??? Dia adalah orang yang datang dihidupku tidak
cukup cukup lama. Hanya 30 hari. Tapi tentu Kau tahu ada sesuatu yang sudah ia
lakukan kepadaku tapi aku tidak menyadarinya. Dia menyeretku terlalu dalam.
Menggandeng tanganku tanpa pernah sadar bahwa suatu saat genggaman itu pun akan
terlepas. Menggiringku dijalan yang sama dengannya tanpa aku sadari yang berada
ditepiku adalah jurang yang bisa saja aku jatuh ke dalamnya—dan itu terbukti.
Tuhan, kau lihat aku??? Aku melewati semuanya seolah semuanya baik
– baik saja.
Aku tetap berjalan tegak diatas luka yang ia toreh dan ia biarkan
begitu saja. Aku mungkin bisa menata kembali langkahku. Aku bisa menata hidupku
dari awal. Memulai segala hal yang baru. Tapi perasaanku tak lagi sama. Porak –
poranda, Kau pasti paham.
Uhm…aku…aku ingin semuanya kembali seperti awal. Seperti sebelum
dia datang. Aku tidak ingin menjadi perempuan pendendam. Aku tidak mau terus –
menerus dipenuhi oleh rasa amarah. Aku tidak ingin meluapkan amarah ini kepada
orang lain (lagi) hanya untuk memuaskan egoku. Aku ingin perasaanku menerima,
hatiku berkata ‘sudah cukup’ dan lalu aku bisa kembali menjadi diriku yang
dulu.
Tuhan, tolong bantu aku. Bantu untuk menggeser timbangan itu ke
titik nol lagi..
0 komentar on "Sedikit Perbincangan dengan Tuhanku"
Posting Komentar