Kita jauh, kita tau itu. Ketika kamu begitu seringnya
megirim pesan singkat dan telefon. Ya, karena memang itu perantaranya. Kadang
aku berfikir, bisakah aku mempercayakan sebuah janji hati hanya dengan
rangkaian sms yang kamu kirim tanpa tau mendustakah kamu disana. Sudahlah,
nyatanya berbulan-bulan kita masih bisa saling merindu, akan selalu begitu,
semoga.
------------------
Apa mungkin aku yang terlalu khawatir atau memang
terasa begitu kosong ketika tak ada getar ponselku karenamu. Nyatanya aku tau
mengapa aku terasa ingin menangis kala itu. Aku khawatir. Mencintai dalam jarak
itu seperti memeluk bayangan, tak terlihat, tapi nyata. Sungguh saat itu aku
percaya kamu, bukan khawatir karena wanita, melainkan khawatir kamu sakit
disana. Karena sehari sebelumnya kamu mengeluh agak tidak enak badan padaku.
Tidakkah kamu tau ketika kamu sakit, aku hanya mampu berdoa agar Tuhan
menjagamu karena tanganku pun tak sampai untuk mengusap keningmu.
Aku jatuh cinta, dan aku tersakiti. Satu paket yang
sejak awal sudah kusadari akan tiba saatnya. Entah kapan, ternyata saat ini.
Sedetik aku berfikir untuk mencari pemuda yang mungkin lebih baik darimu.
Nyatanya kaki ini terlanjur menginjak duri hingga begitu sukarnya aku
melangkah. Ibarat aku bersayap kala itu, bagaimana mungkin aku terbang mencari
cinta yang lain bila sayapku pun telah patah karenamu.
Apa lagi yang mampu dilakukan wanita ketika hatinya
terluka, aku hanya merenung dikamar. Menangis, meski aku tau tangis tak akan
mengubah apapun. Biarkan saja aku menangis, biar melegakan. Bagaimana jika
seorang wanita menghubungimu dan menceritakan bagaimana hubungannya dengan
kekasihmu disana? Apa kau masih mampu tersenyum dihadapannya dan berkata
"Yasudah, kita bicarakan baik-baik"
Entah apa yang membuatku demikian. Nyatanya aku hanya
mampu tersenyum lembut dihadapanmu. Bukan maksud aku menutupi semuanya,
sungguh, aku hanya seperti tak punya daya.
Aku hanya ingin segalanya berjalan baik. Kalaupun pada
akhirnya kita harus berjalan masing-masing, aku ingin kita selesaikan semua
secara baik-baik, toh kamu pun mendekatiku secara baik-baik. Sudahlah, nyatanya
hatiku tak mau semua berakhir.
Cinta itu memaafkan. Cukup aku mencintaimu dengan
sederhana. Menjadikanmu nama yang kerap kuceritakan pada Tuhan.
0 komentar on "Kesekian Kalinya Aku Menangis Untukmu"
Posting Komentar