Masa Lalu ( Part II )

Diposting oleh Unknown di Rabu, September 11, 2013

Kadang hati nggak pernah peka terhadap sesuatu hal yang udah lama hancur, berantakan bahkan tak berbentuk lagi. Yang hati tau adalah, bagaimana kembali lagi pada masa itu, dimana semuanya menjadi penting, kenangan dan segala hal yang ada di dalamnnya.

Sebuah masa lalu bukan tempat berkumpulnya kembali, tapi disana hanya sebuah tempat untuk mengubur dalam-dalam tentang kenangan, pahit dan manis rasa, bukan untuk dikunjungi, lalu membuka kembali sesuatu hal yang udah lama terkubur. Kotak kenangan yang sudah terkubur hanya akan menimbulkan luka (lagi), ketika lo mencoba menggali dan membuka kunci pahit yang tertutup rapat.

Tapi segala hal tentang itu kadang nggak berarti lagi, hanya sebuah kata "kita bisa kok, kayak dulu lagi." sebuah ungkapan yang, yang menurut gue itu hanya sebuah harapan palsu, dan ketika harapan itu dianggap nyata, hanya sebuah luka (lagi).

"Masa lalu itu seperti puzzle, memang bisa dirapihkan lagi, tapi masih terlihat nyata retakan yang dibuatnya, nggak bisa sempurna."

Seorang teman pernah bertanya.

"Menurut lo, gue musti nemuin dia lagi?" kata dia sedari menyeruput teh hangat.

Gue melihat kearah jalan, lalu melihat kembali ke arahnya.

"Lo tahu konsep cinta? dimana keduanya saling membutuhkan, sekarang gue tanya. Lo masih dianggep nggak sama dia?" bales gue.

"Gue nggak tahu, tapi gue ngerasa udah beda aja, ya mungkin dia nggak butuh gue atau mungkin juga butuh, gue nggak tau."

"Dasarnya pengen ketemu itu apa?"

"Gue cuma kangen kok."

"Kangen aja itu, balik yang ketunda." kata gue sedari menyeruput susu jahe yang masih panas.

Sebenernya nggak ada yang salah kok dengan mencoba kembali pada masa lalu, tapi apakah harus dicoba lagi, setelah yakin benar-benar belum cocok, setelah yakin memang belum ada kecocokan setelah berakhirnya hubungan lalu.

"Coba aja ketemu, siapa tau nanti bisa jadian." kata gue cengengesan.

"Nggak mungkin deh, soalnya dia cuma beberapa bulan aja disini."

"Terus?"

"Gue nggak tau, nih."

"Sebuah kepulangan pasti akan ada sebuah kepergian lagi."

Dia cuma diem dan nggak ngejawab apa-apa.

Gue pernah mencoba kembali jalan-jalan dimasa lalu, mencoba melihat kembali sesuatu yang udah berantakan, dengan bertemu masa lalu lagi, gue berfikir apa mungkin selama perpisahan yang udah lebih dari tiga ratus tahun ini (oke yg ini gue lebay) semua yang dahulu udah berubah, dan ternyata memang belum berubah. Semua hal yang ngebuat hubungan ini berakhir masih sama, masih sama saat terakhir kali kita mengucap kata selesai.

Lalu gue sadar, jika sesuatu hal yang sudah berantakan, nggak seharusnya dirapihin lagi, gue jadi belajar untuk mencari ornament hati lain, untuk mengisi dinding kenangan yang porak-poranda diterjang badai luka, menata kembali semua yang hancur, tapi bukan dengan masa lalu. Masih banyak yang harus dicari dan dirapihkan, tentunya dimasa depan.

Diatas meja yang berisi dua cangkir minuman hangat dan beberapa roti bakar menemani obrolan kita malam ini, setelah itu kita kembali, kembali ke rumah masing-masing, sesampainya dirumah, gue merebahkan tubuh, menerawang ke langit-langit kamar dan gue yakin apa yang harus gue lakukan untuk obrolan penting bersama teman malam ini.

"Cinta itu bukan untuk kembali atau menunggu, melainkan mencari sesuatu yang sudah menunggu"

Udah ye, segitu doang dulu...
Selamat malam readers.. 
*cium atu-atu*

0 komentar on "Masa Lalu ( Part II )"

Posting Komentar

Rabu, 11 September 2013

Masa Lalu ( Part II )

Kadang hati nggak pernah peka terhadap sesuatu hal yang udah lama hancur, berantakan bahkan tak berbentuk lagi. Yang hati tau adalah, bagaimana kembali lagi pada masa itu, dimana semuanya menjadi penting, kenangan dan segala hal yang ada di dalamnnya.

Sebuah masa lalu bukan tempat berkumpulnya kembali, tapi disana hanya sebuah tempat untuk mengubur dalam-dalam tentang kenangan, pahit dan manis rasa, bukan untuk dikunjungi, lalu membuka kembali sesuatu hal yang udah lama terkubur. Kotak kenangan yang sudah terkubur hanya akan menimbulkan luka (lagi), ketika lo mencoba menggali dan membuka kunci pahit yang tertutup rapat.

Tapi segala hal tentang itu kadang nggak berarti lagi, hanya sebuah kata "kita bisa kok, kayak dulu lagi." sebuah ungkapan yang, yang menurut gue itu hanya sebuah harapan palsu, dan ketika harapan itu dianggap nyata, hanya sebuah luka (lagi).

"Masa lalu itu seperti puzzle, memang bisa dirapihkan lagi, tapi masih terlihat nyata retakan yang dibuatnya, nggak bisa sempurna."

Seorang teman pernah bertanya.

"Menurut lo, gue musti nemuin dia lagi?" kata dia sedari menyeruput teh hangat.

Gue melihat kearah jalan, lalu melihat kembali ke arahnya.

"Lo tahu konsep cinta? dimana keduanya saling membutuhkan, sekarang gue tanya. Lo masih dianggep nggak sama dia?" bales gue.

"Gue nggak tahu, tapi gue ngerasa udah beda aja, ya mungkin dia nggak butuh gue atau mungkin juga butuh, gue nggak tau."

"Dasarnya pengen ketemu itu apa?"

"Gue cuma kangen kok."

"Kangen aja itu, balik yang ketunda." kata gue sedari menyeruput susu jahe yang masih panas.

Sebenernya nggak ada yang salah kok dengan mencoba kembali pada masa lalu, tapi apakah harus dicoba lagi, setelah yakin benar-benar belum cocok, setelah yakin memang belum ada kecocokan setelah berakhirnya hubungan lalu.

"Coba aja ketemu, siapa tau nanti bisa jadian." kata gue cengengesan.

"Nggak mungkin deh, soalnya dia cuma beberapa bulan aja disini."

"Terus?"

"Gue nggak tau, nih."

"Sebuah kepulangan pasti akan ada sebuah kepergian lagi."

Dia cuma diem dan nggak ngejawab apa-apa.

Gue pernah mencoba kembali jalan-jalan dimasa lalu, mencoba melihat kembali sesuatu yang udah berantakan, dengan bertemu masa lalu lagi, gue berfikir apa mungkin selama perpisahan yang udah lebih dari tiga ratus tahun ini (oke yg ini gue lebay) semua yang dahulu udah berubah, dan ternyata memang belum berubah. Semua hal yang ngebuat hubungan ini berakhir masih sama, masih sama saat terakhir kali kita mengucap kata selesai.

Lalu gue sadar, jika sesuatu hal yang sudah berantakan, nggak seharusnya dirapihin lagi, gue jadi belajar untuk mencari ornament hati lain, untuk mengisi dinding kenangan yang porak-poranda diterjang badai luka, menata kembali semua yang hancur, tapi bukan dengan masa lalu. Masih banyak yang harus dicari dan dirapihkan, tentunya dimasa depan.

Diatas meja yang berisi dua cangkir minuman hangat dan beberapa roti bakar menemani obrolan kita malam ini, setelah itu kita kembali, kembali ke rumah masing-masing, sesampainya dirumah, gue merebahkan tubuh, menerawang ke langit-langit kamar dan gue yakin apa yang harus gue lakukan untuk obrolan penting bersama teman malam ini.

"Cinta itu bukan untuk kembali atau menunggu, melainkan mencari sesuatu yang sudah menunggu"

Udah ye, segitu doang dulu...
Selamat malam readers.. 
*cium atu-atu*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

♥ Diary Online ♥ Copyright 2011 My Sweet Blog kage Designed by Templates By Blogger Styles | Blogger Image by Tadpole's Notez