”karena menyayangimu adalah nafasku”
Pertemuan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Perasaan
yang tak pernah ku harapkan sebelumnya. Kehadirannya yang tak pernah ku
bayangkan sebelumnya. Semua berjalan begitu cepat dan nyata. Aku tidak pernah
berharap apa-apa kala itu. Tidak menginginkan kehadirannya menemani hidup ku
waktu itu.
Tapi perlahan sosoknya menjelma menjadi sesuatu yang
berarti di hidupku. Sebuah nama yang tanpa ku duga menjadi penyebab tangis dan
bahagiaku. Sesosok manusia yang pada akhirnya menjadi lelaki yang ku sayangi
saat ini. Sebagian hidup dan nafasku adalah sosoknya.
Lelaki sederhana, tetapi sempurna di mataku. Yang beberapa bulan yang lalu menyiksaku dengan perasaan yang harus ku simpan rapat-rapat. Karena keadaan dan kenyataan waktu itu menyakitkan hidupku. Yang sama sekali tidak memungkinkan untuk kumiliki seutuhnya. Meski sakit ketika berada di dalam keadaan seperti itu. Waktu itu, kamu, kekasihmu, dan aku.
Menjadi hal yang menakutkan ketika berada dalam
hubungan segitiga antara mereka. Merasa disudutkan di cemooh dan dipojokkan
dari berbagai pihak, terlebih wanitamu kala itu. Menyakitkan ketika rasa sayang
waktu itu hanya bisa di simpan dengan rapat-rapat. Berusaha menutupi dengan
sebaik mungkin perasaan itu tanpa ada yang mengetahui baik kamu ataupun mereka
bahkan sahabat terdekatku sendiri.
Mungkin ini yang disebut takdir dan rencana Tuhan tanpa kita tau maksut dan tujuannya. Kala itu aku ingin menyerah terasa berat bertahan demi seseorang yang bukan menjadi milik kita dan telah termiliki oleh yang lain. Bertahan dan mempertahankan seakan semua percuma. Ingin meyerah ingin melepas tetapi entah ada kekuatan apa yang mampu mendorong dan memberanikan diriku untuk sejauh ini untuk tetap berani bertahan. Yaa untuk kamu.
Sedangkan kala itu bahkan sampai saat ini ada lelaki lainnya yang masih mengharapkan kehadiranku tanpa harus ada pihak yang merasa tersakiti. Aku mungkin manusia paling hina dan bersalah ketika berani mengusik hubungan seseorang. Tetapi apa yang aku rasakan, aku tidak pernah meminta itu. Tidak pernah mengharapkan semua seperti itu. Tapi sekali lagi, aku kamu dan mereka tidak pernah tau maksut dari Tuhan, apa ini yang disebut kebetulan atau jodoh ? Entahlah....
Aku hanya bisa menangis diam-diam ketika perasaanku
sakit akan kamu dan wanitamu. Tetapi sekali lagi aku tidak punya hak sedikit
pun untuk melarang bahkan berontak. Untuk itu menangis adalah jalan
satu-satunya yang bisa mengembalikan perasaanku kembali tenang.
Aku hanya menjalani hari-hari yang berganti, menunggu sebuah hari dimana aku dan kamu menjadi sepasang kita. Banyak ujian dan cobaan yang kita lalui untuk bisa bersama. Masih ingat ? Betapa aku ataupun kamu pernah merasa dikecewakan dan dipermainkan. Tetapi seiring berjalannya waktu kita tidak memperdulikan hal itu. Aku dan kamu menikmati setiap hari-hari yang kita lalui.
Kenangan bersama mu, peristiwa-peritiwa yang kelak akan tetap kuingat menjadi kenangan terindah, bersama hujan dan tangisan celoteh canda tawa kita menjadi pemanis setiap jengkal ingatan yang terlintas. Sekali lagi, entah ini kebetulan atau apa namanya, bersamamu menjadikan diriku merasa jauh lebih berarti. Hal-hal konyol yang kamu lakukan bahkan bisa membuatku mampu melihat ketulusan dari seorang kamu.
Kamu yang kini menemani hidupku. Pelengkap hembusan
nafasku. Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tau. Menayangimu lebih dari
keegoisanku sendiri. Aku hanya bisa berharap hari-hari yang kulewati nantinya
tetap akan berdampingan dengan sosokmu.
Sayang...
Jika kelak nantinya kita harus dipisahkan, jika kelak
nantinya aku dan kamu bukan menjadi lagi sepasang kita. Aku hanya ingin kamu
tetap mengingat apa yang pernah ku katakan. Tetap teringat tentang peristiwa
akan kejadian manis yang pernah kita lalui bersama.
Aku tidak ingin kehilanganmu, tidak ingin menyakitimu.
Berharap kamu tetap dan akan selalu menjaga sesuatu yang kamu punya. Menjaga
hati dan perasaan yang telah kamu miliki. Karena dada di sebelah kirimu telah
ada yang menempati saat ini.
Maaf untuk semua kesalahanku. Untuk semua keegoisanku.
Untuk semua keras kepala yang pernah aku ciptakan. Untuk rasa kecewa yang
selalu aku hadirkan. Untuk semua sikap manja dan mengeluh yang sering aku
berikan.
Tetimakasih untuk sepaket kesabaran yang kamu ciptakan untuk hubungan manis ini. Tetaplah menjadi jagoan bagiku, menjadi lelaki yang aku banggakan di depan mereka. Lelaki yang akan menggegam tanganku di depan teman-temannya. Menjadi sesosok lelaki yang akan selalu menjaga dan membuatku bahagia. Memilikimu adalah cara lain Tuhan mengajarkan tentang arti keihklasan dalam menerima .
Ceritakan pada mereka bahwa kita bahagia.Karena
bahagia kita yang ciptakan bukan mereka atau siapapun.
Mataram,
7 Juni 2013
Pukul 18.25 Wita
0 komentar on "Pria Dalam Pelukku"
Posting Komentar