Sudah tidak
bergairah lagi aku membicarakan diri sendiri. Diluar itu, fikiranku belajar banyak
tentang hiruk pikuk dunia yang sangat patut aku ulas ditulisan selanjutnya.
Seperti
biasa,
Ketika mulai
menulis, merinding selalu sesegera mungkin menyergap sekujur tubuh menjilati
setiap jengkal kulit. Memang sudah lama aku tidak menulis. Tentang do re mi
hari ku, atau orang lain. Kehidupan mulai menyibukkanku dengan hal-hal duniawi
yang sepertinya wajib aku lewati untuk saat ini. Ini proses. Dan untuk
kepahitan kepahitan dihari kemarin, itu juga proses. Mendewasakan diri. Dan
mengerti rotasi hidup.
Ah apa ini,
curhat ya? :D untuk kali ini tidak apa jika berbicara sejenak tentang aku.
Tentang yang telah aku lewati disini.
Air mata
tidak diperlukan dan sia-sia. yang diperlukan adalah mendewasakan diri dan
fikiran. Karena memang sudah seharusnya begitu. Tidak seperti yang aku
bayangkan ketika dulu. Sesuatu yang keren, seru, baru dan asyik.
Hari itu,
aku sempat pergi dari rumah. mencari gagasan dan berfikir diluar sana hingga
sekitar 9 jam. Rasanya tidak ingin kembali pulang, tapi aku ingat kata
“tanggung jawab”, yang akhirnya aku berbesar hati pulang dengan sebuah
keputusan. Aku tidak cengeng tapi aku menangis ketika itu. Ketahuilah ini bukan
hal sepele dalam hidupku. Sebuah keputusan besar yang benar-benar dihadapkan
padaku. dan selebihnya aku harus jauh dr rumah. dan yg pasti jauh dr keluarga.
Aku menangis
sejadinya dihadapan teman. Itu sangat memalukan. Tapi untuk saat itu air mata
dapat mewakili luapan emosi yang aku tahan-tahan sejak lalu. Sangat malu. Dan
aku mengomel sana sini. Teman bicaraku hanya diam dan menatapku. Aku tidak sepenuhnya tau apa yang dia
fikirkan. Terserah. Biarpun dia salah persepsi juga terserah. Yang penting aku
lepas. Aku hanya berharap teman bicaraku mengerti rasa sakit yang begitu sakit
sedang memukul mukul hatiku. Begitu aku merasa sangat segan memikul tanggung
jawab seperti ini.
Aku dapat
berfikir dan menempatkan diriku sendiri ditempat yang diharapkan semua orang.
Tapi aku juga ingin diriku sendiri ditempat yang aku inginkan. Karena ini
hidupku. Milikku. Aku rasa aku sangat egois terlalu memikirkan diri sendiri,
tapi sejak lalu aku selalu menuruti mereka, bukan aku. Bahkan aku lupa apa yang
sebenarnya ingin ku capai dan gapai.
Kalian pasti
akan tertawa jika tau apa-apa yang ingin aku capai, yang ingin aku 'jadi' , dan
yang ingin aku miliki. Tidak ada yang gampang dan tidak sedikit. Aku terlalu
bersemangat jika tentang diriku sendiri. Tapi untuk menuruti orang lain,
terlebih keluarga, aku tak telak menolak.
Ah apa ini,
curhat ya?
Entahlah.
Tulisan ini dapat dimengerti atau tidak. Memang hanya seperti prolog tidak
penting. Tapi didalam tulisan ini, lebih dalam lagi, adalah benar-benar
kejujuranku.
Andai aku
dapat terbuka dan kalian mengerti. Pasti akan sangat indah dan aku tidak akan
sendiri.
Sayang, aku
naif dan angkuh untuk terisak dan merengek-rengek dihadapan kalian, hingga tak
ada 1 pun orang yang memperhatikan bahwa didalam sini ada darah dan airmata tak
terbendung. Luka tak mengering dan sepi merantai erat, mengikat hati yang kian
berkarat.
Ah apa ini,
curhat ya?
Tidak perlu
kalian mengerti. Aku hanya ingin menulis.
mampirbalik ya... @ Rama Berbagi Blog
BalasHapus